Yamaha STSJ

Yamaha Beri Edukasi Power to Weight Ratio Yamaha Aerox 155VVA, Terbaik di Kelasnya

Warungbiker.com – PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) bersama PT. Surya Timur Sakti Jatim (STSJ) mengajak beberapa media dan blogger otomotif jawa timur untuk belajar teknis bareng dalam workshop Power to Weight Ratio (PWR) Yamaha Aerox 155VVA, Minggu, 20 Oktober 2019.

Mengambil tempat di ruang meeting lantai 7, gedung PT. Surya Timur Sakti Jatim (STSJ), kami di edukasi langsung oleh pakarnya yakni Dimas Syafar selaku PR Yamaha Indonesia.

Dalam suasana santai, kami diedukasi tentang Power to Weight Ratio (PWR) Yamaha Aerox 155VVA yang mana memiliki ratio terbaik di kelasnya.

Dalam sesi yang berlangsung kurang lebih selama 3 jam hingga break makan siang, Dimas Syafar secara rinci menjelaskan tentang Power to Weight Ratio (PWR) Yamaha Aerox 155VVA.

“Pada umumnya saat konsumen membeli sepeda motor kebanyakan hanya bertanya tentang fitur produk, spesifikasi dan benefit saja. Padahal jika mengerti tentang PWR, konsumen bisa punya pertimbangan lainnya saat membeli motor” Kata Dimas Syafar.

Nah, pada kesempatan tersebut Yamaha memberi informasi dan Experience tentang Power to Weight Ratio (PWR), dimana PWR adalah perbandingan daya motor dengan berat motor.

Jadi bahasa mudahnya, PWR adalah itungan matematis yang mana nilainya di peroleh dari power maksimal yang dihasilkan mesin dibagi dengan bobot kendaraan.

Yamaha Aerox dibekali dengan mesin berkubikasi 155CC dengan berteknologi VVA yang mana mampu memuntahkan power sebesar 11kW/8000rpm dan 13,8 Nm/6.250 rpm dengan bobot basah 118 kg.

Maka Power to Weight Ratio (PWR) Yamaha Aerox 155VVA adalah 11 kW : 118 kg = 0,09 (kW/Kg). Artinya tiap 1 kg bobot motor di tarik dengan tenaga mesin sebesar 0,09 kw. Semakin besar nilai PWR ini maka tarikan motor akan semakin responsif.

Menariknya, nilai Power to Weight Ratio (PWR) Yamaha Aerox 155VVA ini menjadi yang terbesar di kelasnya. Jadi bisa disimpulkan, tarikan mesin Yamaha Aerox 155VVA lebih enteng dibanding skutik lainnya yang sekelas (150-155CC).

Selepas sesi pertama yang hanya sebatas teori saja, kegiatan pada hari minggu tersebut dilanjutkan dengan praktek tentang keunggulan PWR Yamaha Aerox 155VVA di Yamaha Land Surabaya pada sesi kedua selepas break makan siang.

Di Yamaha Land, STSJ sudah menyiapkan 2 unit Yamaha Aerox 155VVA yang mana unit pertama dalam keadaan standar sesuai pabrikan, sedangkan unit kedua sudah ditambahi beban sebanyak kurang lebih 14 kg.

Secara bergantian, kami melakukan uji pada kedua motor tersebut di lintasan Yamaha Land dan hasilnya memang terasa berbeda. Unit dengan bobot tambahan terasa lebih lelet saat ditest sedangkan unit tanpa tambahan beban terasa lebih responsif.

Nah, sampai disini bisa disimpulkan bahwa bukan hanya power on crank yang besar saja yang menjadikan motor responsif, melainkan bobot kendaraan juga jadi penentu. Bahkan di belahan dunia lainnya seperti eropa dan amerika, nilai Power to Weight Ratio (PWR) jadi acuan untuk memilih motor. Terimakasih, semoga berguna.