Yamaha STSJ

Danger Prediction, Bikers Wajib Paham Nih!

warungbiker.com – brosis sekalian, seperti yang sudah saya singgung diartikel terdahulu MPM Honda Jatim selaku distributor resmi sepeda motor dan suku cadang Honda di Jawa Timur-NTT menantang blogger vlogger jawa timur untuk kampanye #Cari_Aman  melalui tulisan/video dan media sosial Instagram.

Nah, untuk edukasi sesi pertama telah dilakukan secara daring via aplikasi ZOOM pada sabtu, 06 Maret 2021. Pengisi materinya adalah para instruktur safety riding (Dimas Satria & Yudhistira) yang secara kapasitas jempolan dibidang ini dan tentunya bersertifikat resmi  dari Astra Honda Motor (AHM) selaku pabrikan yang selalu berperan aktif dalam kampanye #Cari_Aman.

Materi untuk sesi pertama adalah membahas tentang “Danger Prediction”. Skill ini wajib dikuasai oleh bikers yang kesehariannya ngegass dengan sepeda motor.

Dengan menguasai skill “Danger Prediction” maka resiko tidak terduga dijalan bisa diminimalisir karena kita bisa cermat menganalisa keadaan sekitar saat berkendara.

Sebelum menginjak lebih jauh mengenai “Danger Prediction” ini, ada baiknya mengetahui tingkatan bahaya yang terjadi di jalan raya, sehingga kita bisa lebih waspada saat berkendara.

  • TINGKATAN BAHAYA

Sesuai dengan materi yang disampaikan saat sesi ngezoom lalu, tingkatan bahaya terbagi dalam 3 kategori yakni Bahaya yang terlihat, Bahaya yang menarik perhatian dan bahaya yang tidak terlihat.

Bahaya yang terlihat punya resiko kecelakan yang lebih kecil, karena bahaya ini dapat diketahui secara visual dan kita bisa melakukan reaksi sesuai dengan apa yang kita butuhkan sehingga kecelakan bisa dicegah. Seperti genangan air, jalan licin, persimpangan lampu merah dll.

Bahaya yang menarik perhatian punya tingkat resiko lebih besar dibanding bahaya yang terlihat. Hanya saja, kecelakaan dapat dicegah dengan prediksi yang tepat pada tingkat normal.  Contohnya seperti kendaraan depan rem mendadak, Sein kanan belok kiri, Orang menyeberang jalan dsb.

Untuk tingkatan bahaya paling tinggi adalah Bahaya yang tidak terlihat. Pada tingkatan bahaya ini, kecalakaan dapat dicegah hanya saja butuh prediksi dengan tingkat akurasi yang tinggi disertai dengan cakap beraksi. Tingkat bahaya ini umumnya terjadi pada area blind spot, tikungan atau bahkan tanjakan yang secara visual kendaraan dari lawan arah tidak Nampak.

Setelah paham dengan tingkatan bahaya yang disekitar, selanjutnya kita bahas mengenai makna dari “Danger Prediction” dan faktor pendukung apa saja yang mempengaruhi sehingga kita wajib paham dengan skill satu ini.

“Danger Prediction” bisa diartikan dengan memprediksi bahaya. Atau bisa dijabarkan lebih luas bagaimana cara kita mempelajari situasi dan kondisi sekitar saat berkendara, menyimpulkan apa yang kita lihat dan dengar dan akhiri dengan keputusan yang tepat sehingga resiko dijalan tidak terjadi.

Contoh mudahnya, kita berkendara dengan orang yang naik motor dengan satu tangan. Dalam case seperti ini, kita harus cakap menganalisa apakah orang tersebut sedang memegang sesuatu, berkendara dengan anak kecil atau orang tersebut sedang bermain HP.

Dengan analisa yang cermat kita bisa mengambil keputusan yang tepat. Misal dalam case diatas kita bisa mengurangi kecepatan dengan menjaga jarak yang cukup. Andai, orang tersebut pindah jalur mendadak kita punya cukup jarak dan waktu untuk mengerem sehingga resiko dijalan tidak terjadi.

Untuk cakap dalam skill “Danger Prediction” ada beberapa faktor yang mempengaruhi

  • MEKANISME REAKSI

Ini adalah proses mata kita mengidentifikasi situasi dan kondisi sekitar yang mana informasi dari mata diteruskan ke otak kita untuk diolah dan  diambil keputusan. Selanjutnya diteruskan ketangan atau kaki sebagai reaksi untuk menghindar, menambah kecepatan atau melakukan pengereman agar motor berhenti.

  • KETAJAMAN MATA

Cakap dalam “Danger Prediction”  dipengaruhi oleh ketajaman mata. Semakin jelas visual kita dalam berkendara maka mekanisme reaksi yang hasilkan semakin tepat dan cepat.

Ketajaman mata adalah kunci utama untuk mendapatkan visual yang jelas. Perlu diketahui, ketajaman mata punya tingkatan yang berbeda pada waktu pagi dan malam hari serta pada tingkat kecepatan yang berbeda (lihat gambar)

  • RUANG LINGKUP MATA

Semakin tinggi kecepatan kita maka semakin menurun tingkat ketajaman mata dan ruang lingkup pengelihatan kita.

Semakin cepat kita berkendara maka ruang lingkup visual kita semakin kecil, sehingga tingkat akurasi “Danger Prediction” kita semakin kecil.

Jadi kita harus tahu akan kemampuan diri dan sadar diri. Jika dirasa visual kita buruk maka langkah yang pertama yang harus dilakukan adalah berkendara dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan visual kita.

Selain berapa faktor diatas, cakap dalam “Danger Prediction” juga dipengaruhi oleh faktor external yang mana jika kita tidak paham betul maka bisa berpotensi mengakibatkan kecelakan.

Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah GANGGUANG PENGELIHATAN, ADAPTASI MATA dan BLIND SPOT.

Salah satu contoh penyebab terjadinya gangguan pengelihatan adalah lampu dim dari kendaraan lawan arah, keluar/masuk terongan dsb.

Tentunya kita pernah mengalami blank sesaat akibat lampu dim kendaraan atau keluar /masuk terowongan tersebut.

Ketiganya punya ukuran yang berbeda antara orang satu dengan lainnya. Dalam ukuran standar, gangguan penglihatan bisa pulih   dalam waktu 3-10 detik.

Untuk anak muda dengan kondisi prima dapat kembali normal hanya dengan waktu 3 detik, sementara itu untuk orang tua 10 detik dan untuk orang mabuk bisa bertambah 5 detik lebih lama. Kondisi pemulihan visual mata ini bisa juga disebut dengan ADAPTASI MATA.

Ketika sudah paham dengan beberapa poin diatas, hal yang perlu dipahami lagi adalah mengenai BLIND SPOT.

BLIND SPOT atau Titik buta dalam berkendara adalah bagian dari sekeliling kita yang tidak bisa kelihatan pada saat mengemudikan kendaraan, karena beberapa alasan seperti jangkauan pandangan yang terbatas.

BLIND SPOT atau titik buta ini dialami oleh kendaraan roda empat atau lebih, sehingga jika kita beradaa dalam kondisi ini, maka harus cepat untuk bereaksi seperti bergeser kejalur yang yang terlihat oleh pengemudi roda empat atau lebih sehingga resiko terjadi kecelakan.

Terakhir, kita wajib paham RAMBU LALU LINTAS. Mana rambu yang mempunyai arti peringatan, larangan, perintah, petunjuk dan marka jalan. Lebih detil mengenai rambu ini, brosis bisa simak gambar terlampir berikut ini.

Itulah materi edukasi sesi pertama yang telah dilakukan secara daring via aplikasi ZOOM pada sabtu, 06 Maret 2021. Cukup singkat bukan?

Untuk sesi kedua pada sabtu, 13 Maret 2021 tema yang diangkat adalah “Riding Position” dan akan saya jabarkan diartikel terpisah selanjutnya